Latest Post

Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan

INTERAKSI SOSIAL

Written By perbandingan agama on Minggu, 30 Desember 2012 | 06:50


 INTERAKSI SOSIAL

     Pengertian Interaksi Sosial
Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bersosialisai itu sendiri. Dalam kegiatan bersosialisai tersebut tentnuanya memiliki sebuah mekanisme atau proses yang membutuhkan waktu dan tempat artinya ia membutuhkan sebuah proses adaptasi. Para sosiolog menilai bahwa perlunya pengetahuan mengenai prsoses social tersebut, karena pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk dapat memperoleh gambaran yang real mengenai kehidupan bersama manusia. Bahkan salah satu tokoh sosiologi Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-tarnsaksi social yang mencakup usaha-usaha berkerjasama antara pihak, karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.[1]
Salah satu bentuk umum dari proses social adalah interaksi social[2], oleh karena itu interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social. Interkasi social juga merupakan hubungan-hubungan social yang bersifat dinamis[3] yang terkait dengan hubungan antara orang perorangan, antara sesama kelompok manusia, maupun juga juga antara orang perorangan dengan kelompok manusia.[4] Maka apabila dua orang atau lebih saling bertemu, saat itu pulalah interaksi social sudah dimulai.
Bentuk dari interaksi social tersebut bisa melalui berbagai proses seperti saling menegur atau menyapa, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Berbagai aktivitas tersebut merupakan bentuk-bentuk dari interaksi social. Meskipun orang-orang yang saling bertemu dan beratatp muka namun tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, maka hal itu tetaplah bisa dikatakan sebagai bentuk dari interaksi social, dikarenakan Masing-masing merasa sadar bahwa akan adanya pihak lain yang menyebabkan berbagai perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Interaksi social antara kelompok-kleompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi angota-anggotanya. Interaksi social ini juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi sebuan benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.[5]
    Faktor Munculnya Interaksi Social
Adapun beberapa point yang menjadi factor terjadinya interakssi social di antaranya:
Faktor Imitasi
Factor ini adalah proses yang bersifat positif untuk mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun hal ini juga dapat berubah menjadi negative apabila yang ditiru merupakan tindaka-tindakan yang menyeimpang dari nilai-nilai yang telah disepakati.
Faktor Sugesti
Factor sugesti berlangsung jika seseorang member suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang selanjutnya diterima oleh orang lain. Proses ini hampir mirip dengan initasi namun titik tolaknyalah yang membedakannya. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima sedang dilanda emosi yang dapat menghambat daya fikirnya secara rasional.[6]
 Faktor Identifikasi
Factor ini merupakan berbagai kecenderungan atau juga keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Factor ini sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar dari proses ini. Proses identifikasi ini berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan di sengajaoleh karena acapkali seseorang membutuhkan tipe-tipe idela tertentu di dalam proses kehidupannya.
Faktor Simpati
Faktor ini merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, meskipun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.[7]
Analisis.
            Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah terlepas dari rasa saling membutuhkan terhadap sesama manusia lainnya. Rasa saling membutuhkan ini tentunya membutuhkan sebuah proses yang harus ditempuh salah satunya melalui bentuk dan proses interaksi social. Manusia yang menjadi bagian anggota masyarakat memiliki bentuk-bentuk strukturalnya sendiri seperti kelompok-kelompok social, kebudayaan, lembaga social, stratifikasi dan kekuasaan, namun keseluruhannya itu memiliki suatu kedudukan dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola preilaku yang berbeda, hal tersebut tergantung dari masing-masing situasai dan kondisi yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Koentjaraningrat
            2004   Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta.
Tamotsu Shibutani,
1986   Social Processes, An Introduction to Sociology. Unversity of California Press, Berkley.
Kimball Young dan Raymound, W. Mack
1959   Sociology and Social Life. American Book Company, New York.
Soerjono Soekanto
1990   Sosiologi Suatu Pengantar. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.



[1]  Tamotsu Shibutani, Social Processes, An Introduction to Sociology. Berkeley: Unversity of California Press, 1986. Hlm. 5.
[2]  Interakasi social judat dapat disebut dengan proses social.
[3]  Maksudnya adalah bahwa interaksi social tidaklah monoton bahkan ia memiliki sifat yang terus berubah dalam prosesnya.
[4]  Kimball Young dan Raymound, W. Mack: Sociology and Social Life, American Book Company, New York, 1959, hlm. 137.
[5]  Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1990. Hlm. 65-68.
[6]  Proses ini sering dilakukan oleh orang yang memiliki kewibawaan yang tinggi namun ia bersifat otoriter.
[7]  Soerjono Soekanto, Ibid. hlm. 60-70.

Kunjungan Kongregasi Hati Kudus Yesus

Written By perbandingan agama on Sabtu, 29 Desember 2012 | 18:32

Gambar oleh Busro

Perdamaian adalah cita-cita seluruh bangsa, berbagai organisasi, dan berbagai individu. Namun, seringkali ketika melihat pertengkaran disuatu tempat, kata itu seolah hanya sebuah hayalan dan gumam seorang yang sedang berimajinasi.  Kamis tanggal 28 Desember disebuah jalan Ambon no.25. Perbandingan Agama mengunjungi sebuah biara.  Tempat itu bernama RSCJ (Religieuse du Sacre Coeur de Jesus)  yang dalam bahasa Indonesia Kongregasi Hati Kudus Yesus.

RSCJ adalah salah satu tarekat Kristen Katolik, mereka sudah hadir di beberapa wilayah di Indonesia, di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan di Bandung. Seperti halnya Islam, tarekat yang mereka jelaskan kepada kami siang itu, merupakan jalan untuk mendapat Kasih Tuhan.  Tarekat ini juga terfokus pada pendidikan perempuan.

Dalam kesempatan itu, suster Gera yang merupakan pengurus tarekat tersebut menjelaskan makna natal. Yang mana, natal dirayakan atas kelahiran Yesus. Yesus adalah manusia, Nabi, dan Tuhan. Ketika umat islam diberi wahyu berupa kitab suci, maka Kristen diberi wahyu Yesus yang juga merupakan sabda Tuhan.

Penyambutan yang diberikan suster Gera dan para penghuni biara sangat hangat, selain diskusi, kami disana juga diberi kesempatan untuk bernyanyi bersama serta membuka kado yang telah disediakan oleh para postulan ditempat itu.

Ini merupakan bentuk kecil dari perdamaian yang dicita-citakan bangsa Indonesia. "Kita sedang mencicipi perdamaian" ungkap suster Gera diakhir acara. 

DISKRIMINASI DALAM PERDA SUDUT PANDANG PLURALISME

foto Rick Husein

Sebagai warga negara kita harus sadar dan peduli terhadap hal tersebut, karena terbentuknya negara itu sendiri dengan tujuan. Pembentukan negara Indonesia bukan bedasarkan negara agama, hal ini sudah difikirkan jauh-jauh hari oleh para ulama pada Muktamar NU ke 14 tahun 1939. Para ulama sepakat bahwa negara yang didirikan nanti itu bukan negara agama. Ini terjadi 20 tahun sebelum indonesia merdeka. “Karena kalau menggunakan negara agama, harus atas dasar interpretasi. Namun, interpretasi siapa yang akan digunakan?”. Ungkap Musdah Mulia di gedung Theater Universitas Kristen Maranatha. Kamis(13/12)
Musdah Mulia memperhatikan beberapa upaya pemasukan ideologi agama terhadap negara. Pertama, BPUPKI yang ingin memasukan ideologi islam pada pembentukan negara, tapi tidak diterima. Kedua, ada yang ingin negara sekuler, tapi tidak laku. Dan akhirnya yang terpilih adalah ideologi pancasila.
Pancasila dipilih karena memiliki nilai-nilai etik. Musdah Mulia memaparkan pemaknaan pancasila  mulai dari sila pertama, yaitu ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini ada nilai-nilai spritual tentang keTuhanan. Sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan disini pada intinya mengandung solidaritas, kejujuran dll. Sila ketiga, persatuan Indonesia. Yang bermakna persamaan geografis nusantara. Namun, yang terjadi sekarang  adalah egoisme sektoral, dan harus dihapuskan. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Perwakilan disini adalah mengendalikan kemaslahatan. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bermakna pembangunan yang mengedepankan keadilan.
Perda merupakan hasil produk dari reformasi, khusunya mengenai otonomi daerah. Tujuan otonomi daerah itu untuk mendekatkan pelayanan publik pada masyarakat, sehingga masyarakat bisa mendapatkan hak dan kewajibannya di negara. Terkait dengan hak dan kewajiban warga negara Indonesia, Albertus Pati menyoroti gay dengan waria “kita harus mengesampingkan perspektif agama terlebih dahulu, dan menyapakati bahwa mereka adalah warga negara Indonesia yang harus dipenuhi haknya sebagai WNI. Seperti hak hidup, hak pendidikan,dll”
Musdah Mulia juga mengklasifikasikan perda-perda yang mendiskriminasi, diantaranya:
Perda yang berkaitan dengan busana. Misalnya, perda tentang jilbab, baju koko, dll.  Kita ketahui, yang namanya perda itu mengikat seluruh masyarakat. Contohnya  provinsi, ketika ada perda jilbab berarti semua warga yang ada di kota tersebut harus  mengikuti perda tersebut. Malah ada yang lebih aneh lagi di Kalimantan Selatan ada yang memberi ukuran berjilbab, dan hak sepatu. Seharusnya pemerintah itu mengatur perda tentang pendidikan, kebutuhan hidup, tapi kenapa malah mengatur perda tentang busana?
Perda tentang kompetensi Baca Tulis Qur’an (BTQ). Perda ini berlaku untuk pengangkatan pejabat, orang yang akan melaksanakan pernikahan, yang melanjutkan dari SD ke SMP harus punya sertifikat bisa mengaji Al-Qur’an. “Ketika pengangkatan pejabat sepertinya tidak harus bisa membaca Quran. Kalau memang berkompeten di bidangnya kenapa tidak untuk diangkat? Kemudian, karena saking banyaknya yang gak bisa baca tulis Quran, dan sudah ingin menikah, malah ada pihak yang menjual belikan sertifikat bisa membaca al-qur’an, dan ini malah memunculkan praktek jual beli.” Papar Musdah.
Perda mengenai pengamalan ibadah. Seperti, perda tentang zakat, infak dan sodaqoh. Masyarakat diwajibkan membayar zakat ke pemerintah. Siapa yang bisa menjamin pemerintah tidak korup? lebih baik langsung ke mustahiq zakat.
Perda terkait aktifitas ramadan. Seperti hiburan malam harus ditutup, warteg harus ditutup, untuk menghormati orang yang puasa. Kenapa yang puasa harus menghormati bukankah seharusnya yang puasa yang menghormati yang tidak puasa. Sehingga, seolah-olah simbol agama itu harus mendapat supremasi. Apa Islam tidak confidencedengan keislamannya?
Perda kesusilaan. Misalnya perda larangan memakai rok mini dan perda pornografi. Hal seperti ini tidak perlu dibentuk undang-undang, karena ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga. Undang-undang pornografi, isinya itu menganggap tubuh perempuan sebagai alat sumber kemaksiatan. Ini merupakan sebuah diskriminasi terhadap perempuan. Dan perda-perda yang mendiskriminasi perempuan ±27 macam perda. Gerakan dari komnas perempuan pun kadang-kadang tidak digubris.
Perda tentang kelompok agama atau minoritas. Contoh perda pelarangan ahmadiyah, lama kelamaan, di indonesia akan muncul negara cluster agama. Bisa jadi nantinya akan terbentuk daerah kristen, daerah islam, derah budha dll.

Acara ini diselenggarakan oleh komunitas lintas agama JAKATARUB.

WISATA RELIGI PERBANDINGAN AGAMA

Written By perbandingan agama on Kamis, 10 Mei 2012 | 09:30


Terkait dengan mata kuliah Studi budaya lokal, budhisme dan kristologi mahasiswa Perbandingan Agama mengikuti perayaan waisak di Jogjakarta. Acara waisak ini dilaksanakan oleh Perwalian Umat Budha Indoneisa (WALUBI) minggu (06/05)
Detik-detik waisak dilaksanakan di Candi Mendut dan dilanjutkan dengan Kirab (arak-arakan) dari Mendut ke Borobudur. Acara di Borobudur merupakan acara memandikan Budha dan acara inti waisak. Serta di akhiri dengan pelepasan 1000 lampion.
Setelah mengikuti perayaan waisak, perjalanan di lanjutkan ke Institut Dialog Antar Iman di Indonesia atau Istitute for Interfaith Dialogue in Indonesia disingkat Institut DIAN/Interfidei. Disana dilaksanakan sebuah diskusi lintas iman yang menghadirkan beberapa tokoh lintas agama setempat.
Tempat terakhir yang dikunjungi adalah Seminari Tinggi Santo Paulus di Jogja. Tempat ini merupakan asrama para calon Romo yang dihuni oleh para Frater (calon romo) atau di islam dikenal dengan nama  Pesantren.
Acara ini diakhiri dengan silaturahmi Perbandingan Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dan Perbandingan Agama IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BIOGRAFI KHONGHUCU (PART I)

Written By perbandingan agama on Kamis, 08 Maret 2012 | 13:22





Khonghucu dilahirkan di Negeri Lu, di Kota Tsou, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu) kini tempat itu masuk wilayah propinsi Shantung di timur laut daratan Cina. Tepat pada tanggal 27 Ba Yue (Bulan Ke 8) tahun 551 SM Khonghucu dilahirkan. Khonghucu merupakan anak dari keluarga yang tak punya,[1] Leluhurnya adalah K'ung Fangshu (yang merupakan generasi kesembilan dari raja muda negri Sung dan generasi keempat sebelum Khonghucu).[2] 
Bapaknya bernama Siok- liang Hut, kakeknya bernama pohsia dan buyutnya bernama Fangshu,[3] Sedangkan ibunya bernama Tien- cai. Khonghucu artinya “Guru Khong”, muridnya sering memanggilnya Khongcu atau Khonghucu, sedangkan orang- orang barat sering memanggilnya Konfusius. Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni artinya Putera kedua dari bukit Ni.[4]
Diceritakan, malam itu saat menjelang kelahiran muncullah dua ekor naga berjaga-jaga di antara gunung-gunung dekat bangunan tua di lembah Khong Song, tempat kelahirannya. Tidak lama kemudian nampak dari jauh terbang turun 5 orang malaikat tua, mereka turun langsung menuju ke halaman rumah dan bersama berjalan masuk ke serambi rumah. Mereka datang untuk menyambut dan mengabarkan datangnya sang Bok Tok, Genta Rokhani Tuhan Yang Maha Esa, yang kelak akan membawakan perubahan dalam peradaban manusia : Hidup menempuh Jalan Suci, menggemilangkan Kebajikan dan menegakkan Firman Tuhan di dalam hidupnya.[5]
Kurang lebih pada usia 3 tahun, khonghucu ditinggal bapaknya meninggal dunia, sehingga khonghucu tinggal bersama ibunya. Khonghucu terpaksa mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya, mulai dari pekerjaan kasar sampai Khonghucu di terima sebagai kepala dinas pertanian dan perternakan.
Ketika Khonghucu berusia empat tahun, ia bermain dengan teman- teman sebayanya. Dalam bermain, ia senang memimpin teman- temannya dalam menirukan orang dewasa melakukan upacara sembahyang. Khonghucu pada masa kecilnya suka meminta alat- alat sembahyang tiruan yang disebut Coo atau Too, Coo adalah sejenis kotak untuk menempatkan manisan sedangkan coo adalah sejenis mangkok. Ini menunjukan bahwa sejak kecil Khonghucu telah memperlihatkan sifat- sifat yang mulia,[6] yaitu sangat menghargai atau menghormati para leluhurnya.[7]
Khonghucu secara formal bersekolah pada usia tujuh tahun diperguruan Yan Ping Tiong. Sekolah tersebut mengajarkan khonghucu cara menyiram, membersihkan lantai, Tanya jawab, budi pekerti, music, memanah, naik kuda, bahasa dn berhitung. Pendidikan formal khonghucu hanya berjalan kurang lebih selama tujuh tahun dan terakhir Khonghucu keluar dari pendidikaan formal pada usia ke 15 tahun.[8]
Seorang gadis dari keluarg Kian – Kwan dari negri Song memikat hati Khongucu dan pada usianya yang ke 19 tahun khonghucu menikahinya. Acara pernikahannya hanya dilakukan secara sederhana dan tidak terlalu mencolok.Khonghucu diberkahi 1 orang anak perempuan yang diberi nama Kong Rao dan seorang anak laki-laki bernama Kong Li. Kedua orang ini tampaknya tidak secermelang ayahnya (khonghucu), tetapi anak dari Kong Li yang bernama Cu Su berhasil menerukan ajaran Kakeknya dan Cu Su sempat menulisyang saat ini menjadi kitab orang- orang Khonghucu, adapun nama kitab tersebut ). adalah Kitab Tiong Young (tengah sempurna).
Ketika khonghucu berumur 20 tahun, ia berkerja di kepala keluarga bangsawan besar Kwi- Sun.usaha tersebut dilakukan untuk menafkahi kehidupan rumah tangganya. Khonghucu diberikan tugas sebagai kepala dinas pertanian. Proses khonghucu bekerja menjadi Kepala Dinas Pertanian ternyat dapat membereskan atau dengan kata lain dapat memberantas praktek- praktek illegal yang dapat merugikan rakyat banyak. Khonghucupun birsikap ramah terhadap pekerja- pekerjanya. Sifat keingin tahuannya terhadap pekerjaan tersebut memberikannya banyak tahu tentang persoalan dalam bidang pertanian walaupun pekerjaan ini kurang sesuai dengan keahliannya.
Suatu ketika khonghucu diberikan tugas tambahan menjadi pimpinan dinas perternakan yang sudah kian lama mempunyai masalah. Penyerahan tugas baru ini tentu tidak terlepas dari keberhasilan khonghucu bekerja menjadi kepala dinas pertanian.
Ketika khonghucu berusia 26 tahun atau tepatnya 525 SM, ibu Khonghucu meninggalkannya. Awalnya khonghucu tidak mengetahui dimana jenazah ayahnya disemayamkan, sebab terlalu dini Khonghucu mengetahui hal tersebut. Seorang wanita tua (ibu dari Wanfu Tsau) memberitahukan kepada khonghucu tentang kuburan ayahnya yang sebenarnya. Setelah diketahui makam ayahnya tersebut, maka Khonghucu segera memakamkan ibunya di dekat kuburan ayahnya di Fangshan.[9]
Ketika usia ke 29 tahun, Khonghucu belajar music kepada Su Siang. Menurut M. Ikhsan Tanggo, “ada kaitannya antara belajar music khonghucu pada usia 29 ini dengan tugas sucinya. Tidak heran apabila pada usia 30 ia telah teguh pendirian.
Seorang Raja Muda negri Cee yaitu Cee King Kong dan perdana mentrinya yang bernama Yan Inga tau Tan Ping Tiong berkunjung ke negri Lo. Mereka menemui Khonghucu dan bertanya kepadanya mengenai negri Lo yang kecil ini dapat diakui sebagai raja muda pemimpin. Khonghucu menjelaskan, Chien Bok Kong mampu membina rakyatny sehingga memiliki keberanian, rasa nasionalisme yang tinggi, dan dapat memerintah dengan adil dan bersih yang akhirnya rakyat Lo menjdai sejahtera.[10]
Cee King Kong merasa terkesan dengan pertemuan tersebut, maka ia mengirim utusannya untuk mendatangi Khonghucu dan mengajaknya untuk ke negaranya dan memberikan hadiah sawah yang terletak di daerah Liem Khiu kepada Khonghucu. Khonghucu merasa belum pantas menerima pemberiaan Cee King Kong, maka ia terpaksa untuk menolaknya.

Bersambung………..




[1] Huston Smits, “Agama- agama Manusia”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985 (cetakan I)
[2] Ikhsan Tanggok, “Mengenal Lebih Dekat “Agama Khonghucu di Indonesia”, Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005, Hal. 12 - 13
[3] Kakek dan uyut Khongucu dari pihak bapak
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Kong_Hu_Cu_%28filsuf%29
[5] http://traditionghoanews.blogspot.com/2012/01/nabi-konghucu-3-lahir-nabi-khongcu.html
[6] Ada satu keterangan dari Wikipedia mengenai cirri- cirri Khonghucu sebagai orang besar (nabi) muali dari usia enam tahun.
[7] Op. cit. hal. 13-14
[8] Ibid, hal 14
[9] Ibid 13
[10] Ibid, hal. 16
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BEM JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger