Latest Post

Tampilkan postingan dengan label gaya hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gaya hidup. Tampilkan semua postingan

INTERAKSI SOSIAL

Written By perbandingan agama on Minggu, 30 Desember 2012 | 06:50


 INTERAKSI SOSIAL

     Pengertian Interaksi Sosial
Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bersosialisai itu sendiri. Dalam kegiatan bersosialisai tersebut tentnuanya memiliki sebuah mekanisme atau proses yang membutuhkan waktu dan tempat artinya ia membutuhkan sebuah proses adaptasi. Para sosiolog menilai bahwa perlunya pengetahuan mengenai prsoses social tersebut, karena pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk dapat memperoleh gambaran yang real mengenai kehidupan bersama manusia. Bahkan salah satu tokoh sosiologi Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-tarnsaksi social yang mencakup usaha-usaha berkerjasama antara pihak, karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.[1]
Salah satu bentuk umum dari proses social adalah interaksi social[2], oleh karena itu interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social. Interkasi social juga merupakan hubungan-hubungan social yang bersifat dinamis[3] yang terkait dengan hubungan antara orang perorangan, antara sesama kelompok manusia, maupun juga juga antara orang perorangan dengan kelompok manusia.[4] Maka apabila dua orang atau lebih saling bertemu, saat itu pulalah interaksi social sudah dimulai.
Bentuk dari interaksi social tersebut bisa melalui berbagai proses seperti saling menegur atau menyapa, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Berbagai aktivitas tersebut merupakan bentuk-bentuk dari interaksi social. Meskipun orang-orang yang saling bertemu dan beratatp muka namun tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, maka hal itu tetaplah bisa dikatakan sebagai bentuk dari interaksi social, dikarenakan Masing-masing merasa sadar bahwa akan adanya pihak lain yang menyebabkan berbagai perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Interaksi social antara kelompok-kleompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi angota-anggotanya. Interaksi social ini juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi sebuan benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok.[5]
    Faktor Munculnya Interaksi Social
Adapun beberapa point yang menjadi factor terjadinya interakssi social di antaranya:
Faktor Imitasi
Factor ini adalah proses yang bersifat positif untuk mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun hal ini juga dapat berubah menjadi negative apabila yang ditiru merupakan tindaka-tindakan yang menyeimpang dari nilai-nilai yang telah disepakati.
Faktor Sugesti
Factor sugesti berlangsung jika seseorang member suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang selanjutnya diterima oleh orang lain. Proses ini hampir mirip dengan initasi namun titik tolaknyalah yang membedakannya. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima sedang dilanda emosi yang dapat menghambat daya fikirnya secara rasional.[6]
 Faktor Identifikasi
Factor ini merupakan berbagai kecenderungan atau juga keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Factor ini sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar dari proses ini. Proses identifikasi ini berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun dengan di sengajaoleh karena acapkali seseorang membutuhkan tipe-tipe idela tertentu di dalam proses kehidupannya.
Faktor Simpati
Faktor ini merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, meskipun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.[7]
Analisis.
            Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah terlepas dari rasa saling membutuhkan terhadap sesama manusia lainnya. Rasa saling membutuhkan ini tentunya membutuhkan sebuah proses yang harus ditempuh salah satunya melalui bentuk dan proses interaksi social. Manusia yang menjadi bagian anggota masyarakat memiliki bentuk-bentuk strukturalnya sendiri seperti kelompok-kelompok social, kebudayaan, lembaga social, stratifikasi dan kekuasaan, namun keseluruhannya itu memiliki suatu kedudukan dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola preilaku yang berbeda, hal tersebut tergantung dari masing-masing situasai dan kondisi yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Koentjaraningrat
            2004   Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta.
Tamotsu Shibutani,
1986   Social Processes, An Introduction to Sociology. Unversity of California Press, Berkley.
Kimball Young dan Raymound, W. Mack
1959   Sociology and Social Life. American Book Company, New York.
Soerjono Soekanto
1990   Sosiologi Suatu Pengantar. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.



[1]  Tamotsu Shibutani, Social Processes, An Introduction to Sociology. Berkeley: Unversity of California Press, 1986. Hlm. 5.
[2]  Interakasi social judat dapat disebut dengan proses social.
[3]  Maksudnya adalah bahwa interaksi social tidaklah monoton bahkan ia memiliki sifat yang terus berubah dalam prosesnya.
[4]  Kimball Young dan Raymound, W. Mack: Sociology and Social Life, American Book Company, New York, 1959, hlm. 137.
[5]  Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1990. Hlm. 65-68.
[6]  Proses ini sering dilakukan oleh orang yang memiliki kewibawaan yang tinggi namun ia bersifat otoriter.
[7]  Soerjono Soekanto, Ibid. hlm. 60-70.

Taman Tak Berbunga

Written By perbandingan agama on Sabtu, 11 Februari 2012 | 19:23


sumber gambar

Jika datang ke kampus UIN Sunan Gunung Djati bandung, kita akan disambut oleh sebuah gedung yang terlihat renta. Di depan gedung tua itu ada sebidang halaman yang gersang,  mereka menyebutnya dengan taman. Taman yang hanya berwarna hijau dan silver. Warna hijau dan silver itu dihasilkan dari pohon yang ditanam di sela-sela tembok. Tak ada warna lain, atau bunga-bunga seperti di taman-taman kampus lain, tidak salah jika kita sebut halaman itu, taman tak berbunga.
Di senja, pagi, siang, malam, taman tak berbunga ini kadang membuat kami lupa waktu. Sore tak terasa sudah pergi dan malam pun dengan cepatnya berganti dengan fajar. Kadang waktu dia buat lebih lambat, kadang juga sebaliknya.
Walaupun begitu taman ini adalah satu-satunya taman andalan kampus hijau UIN Bandung. Taman ini seperti tempat tumpahan keluh kesah para mahasiswa. Kegalauan mahasiswa, kenakalan mahasiswa, kesenangan mahasiswa, semuanya tercurah di taman tak berbunga ini, taman ini seolah lapang dada menerima semua keluh kesah dan suka duka mahasiswa.
Taman yang dijadikan alternatif untuk kumpul-kumpul mahasiswa UIN ini berada di halaman depan gedung rektorat. Taman ini tak luas, hanya beberapa bongkahan tembok yang ditanami pohon hijau, dan tempat air mancur yang sudah kering. Sama seperti universitas lain, di taman berdiri dengan gagah sang merah putih. Yang kadang kegagahannya diuji dengan guyuran hujan, tanpa ada yang perduli.
Walaupun taman ini tak bisa melindungi kita dari sengatan matahari dan guyuran hujan, namun bongkahan tembok itu menjadi tempat yang nyaman untuk sekedar duduk menghabiskan waktu, menunggu teman,  cuci mata melihat lawan jenis ataupun bertengkar dengan pasangan.
Ada juga yang datang hanya untuk sekedar pacaran, berdiskusi, meneguk segelas kopi sembari saling lontar pertanyaan dan pernyataan. Namun ada juga yang menjadikannya sebagai tempat bercumbu dengan sahabat-sahabatnya, diiringi gurauan asam persahabatan. Selain itu taman juga dijadikan saksi mahasiswa yang aksi, yang gerah  akan pemimpin-pemimpin kampus.
Ada juga yang tidak mengindahkan keberadaan taman tak berbunga ini, dan lebih senang mengacuhkannya serta melewatinya begitu saja, tanpa menyapanya walau hanya duduk sejenak. Atau lebih senang memilih tidur di kamar, daripada berdiskusi panjang lebar membicarakan suatu hal yang dianggap abstrak.
Itulah sekilas tentang organ tubuh UIN yang belum terjamah rehabilitasi seperti yang dialami bangunan-bangunan lain, dan dijadikan tempat berlalu lalangnya kendaraan yang keluar masuk kampus, menebarkan polusi,  membuat taman ini berjerawat oleh pernyataan mahasiswa yang lebih menyukai taman yang dulu. Walaupun hanya bongkahan tembok, dan tidak menebakkan kesegaran layaknya taman yang lain, tapi taman ini satu-satunya di UIN. Sehingga walau bagaimanapun keadaannya mereka tetap setia untuk sekedar duduk dan melepas lelah di taman tak berbunga ini[]

Ke-Rinduan-Ku

Written By perbandingan agama on Selasa, 27 Desember 2011 | 20:19

oleh : Abdullah Fadillah Husni (Abung)
Agustus 2009, wajah-wajah baru nampak di mata. Teman-teman baru yang masih kebingungan untuk menentukan masa depan yang mencoba mencari penuntun yang dapat mengantarkannya untuk mencapai cita-cita yang di inginkannya. Iran Corner, ruangan yang difasilitasi dengan AC, lengkap dengan buku-buku, akses internet bisa dilakukan dengan gratis, banyak informasi tentang Negara Iran, mungkin bisa disebut ruangan paling eksekutif di Fakulktas Ushuluddin yang dijadikan ruagan pertama kami diskusi di Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggunakan Meja Bundarnya dan di IrCon lah kami mulai mengenali siapa itu Pe-A termasuk orang-orang Pe-A.
Gedung Y Fakultas Ushuluddin dijadikan tempat belajar kami sehari-hari dimana seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin belajar disana, Gedung yang mempunyai 3 lantai dengan escalatornya dilengkapi dengan kantin mungil di depan Gedung yang selalu didatangi oleh mahasiswa laki-laki, karena yang berjualan disana seorang perempuan yang setia menunggu dagangannya setiap hari kuliah.
DPN (Dibawah Pohon Nangka) tempat kamikumpul-kumpul bersama anak Pe-A yang lainnya, senior terutama bahkan diskusi, canda tawa pun sering terdengar disana bersama-sama KaJur dan Dosen- Dosen Fakultas Ushuluddin dengan disuguhi kripik singkong, rujak, basreng ataupun secangkir kopi yang dapat mempersatukan khususnya anak-anak Pe-A, bahkan anak-anak Fakultas Ushuluddin bersama dosen-dosennya. Tapi persatuan mahasiswa fakultas ushuluddin mulai terpengaruh ketika Gedung Y yang biasanya kita gunakan untuk belajar dan berkumpul di tutup dan tidak dapat digunakan untuk sementara waktu dengan alasan gedung tersebut akan mulai dipercantik beserta beberapa gedung yang lainnya dan kuliah pun dialihkan ke gedung yang lain yang memang sedikit kurang menunjang untuk pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang lebih memilih kuliah di luar gedung dengan tempat yang bertebaran dimana-mana. Namun untungnya Cuma berjalan selama 1 semester kita belajar secara berserakan dimana-mana dan mulai disatukan lagi dengan ditetapkannya Yayasan Al-Amanah (RM Ponyo) dijadikan pusat perkuliahan untuk Fakultas Ushuluddin. Persatuan pun mulai sedikit terjalin walau tidak semesra waktu di kampus utama, tetapi setidaknya masih ada komunikasi dan kordinasi di kalangan mahasiswa fakultas Ushuluddin. Tetapi hal ini tidak lama bertahan, mungkin dikarenakan Gedung Y yang menjadi rumah semua warga Fakultas Ushuluddin sudah cantik kembali dan mahasiswa fakultas ushuluddin semakin bertambah, tahun ajaran 2011 semester ganjil perkuliahan mahasiswa fakultas ushuluddin pun dibagi menjadi 2 tempat, Yayasan Al-Amanah dan Gedung Y dan inilah puncak dari perpecahan mahasiswa fakultas ushuluddin, bahkan dosen pun kocar-kacir dalam menjalankan tugas mengajarnya. Entah sampai kapan kondisi perkuliahan seperti ini akan kami alami ?? bukan suara canda tawa, ngopi bareng, diskusi di DPN ataupun DPR, kebersamaan lagi yang ada sekarang, yang ada malah suara bising dari proyek pembangunan yang entah sampai kapan rampungnya. Kami merindukan semuanya dan mungkin peradaban mahasiswa ushuluddin di kampus pun mulai hilang. Kita pun Cuma bisa berdo’a dengan perjuangan kuliah kami seperti ini mudah-mudahan kami dapat mengubah dunia, walau dengan komunitas yang mungil seperti halnya bangsa Arya yang menurut sejarah agama Hindu merupakan bangsa yang Nomaden yang akhirnya sukses menjadi pemimpin di tanah kelahiran milik orang lain.

diskusi : Budaya sunda

Written By perbandingan agama on Kamis, 22 Desember 2011 | 17:31

Pemateri : Busro
Kebudayaan itu materinya masih luas, jadi kita akan mempersempit lebih ke kebudayaan sunda itu sendiri. Karena kita sekarang sedang berada di wilayah sunda.
Secara arti sunda ada yang berpendapat “bagus”, “baik”, “cemerlang”, ada yang mengatakan itulah arti dari sunda sendiri. Makanya watak-watak orang sunda pada bageur kalau kata orang Cirebon. Cirebon walaupun itu masih ada di jawa barat, tapi menurut teori sosiologi Cirebon ada di wilayah transisi. Transisi disini dari segi budaya, yaitu budaya jawa dan budaya sunda. Maka dari itu, orang Cirebon sundanya tidak sunda, jawanya juga tidak jawa. Bukan berarti tidak punya kelamin, tapi itu keunikannya.
Dari budaya sunda ini, mungkin saya akan lebih mengacu pada seni-seni tradisional, dan permainan tradisional. Agar kita bisa kembali ke masa  kecil dulu. Mungkin banyak permainan-permainan tradisional yang sering kita mainkan. Dan sekarang, sudah tidak ada bahkan mungkin sudah hilang.
Waktu kecil permainan yang sering kita mainkan kalau di desa saya (Cirebon) menyebutnya hong-hongan, kalau di sunda mungkin namanya petak umpet, ada juga yang menyebutnya dengan istilah boy-boyan . aturan permainannya memakai pecahan genteng di tumpuk-tumpuk, ada yang jaga dan ada yang bersembunyi. Dari permainan seperti itu kita bisa mengambil hikmahnya. Kita diajarkan untuk bekerjasama dan lebih kreatif. Dulu kita mengenal ada mobil-mobilan yang terbuat dari bahan-bahan bekas, seperti kaleng susu, kayu dan sebagainya, dengan itu kita menjadi lebih kreatif.
Ada juga permainan seperti benteng-bentengan. Dimana ada dua kubu yang menjaga batu atau sejenisnya, cara permainannya kalau batu itu tersentuh oleh lawan berarti kalah, dan kalau kena berarti kita ditawan. Disitu kita bisa belajar kerjasama dan strategi juga.
Permainan biasanya ada yang menggunakan alat-alat, seperti engrang atau jangkungan. Engrang adalah permainan berupa alat yang dibuat dari bambu, yang biasanya panjangnya melebihi tinggi badan kita, diantara buku bambu itu dipasang dua penyangga untuk kita berdiri di atas 2 bilah bambu tersebut.
Yang lebih menarik dari permainan tradisional khas sunda, biasanya sering diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang unik. Itu juga mengajarkan kita lebih untuk lebih kreatif.
Di bandung ada yang namanya komunitas Hong, komunitas yang berdiri pada tahun 2003 ini sudah berhasil mencari dan merekonstruksi kembali permainan tradisional anak-anak. Ada sedikitnya 200 permainan yang ada di komunitas Hong ini.
Kita langsung berlanjut kedalam diskusi, permainan-permainan yang ada di daerah masing-masing serta lagu-lagu yang mengiringi permainan tersebut.
Ani mengungkapkan kalau di daerah Ciamis ada permainan pecle, dan ada nama lain untuk pecle itu, Acep yang dari Bandung menyebutnya dengan nama sonlah. Pecle atau sonlah adalah salah satu permainan yang biasa dimainkan oleh perempuan. Biasanya permainan ini menggunakan media tanah yang diberi garis kotak-kotak, sebelah kanan lima kotak, dan sebelah kiri lima kotak. Dan alat yang lain yang digunakan adalah genteng yang dibentuk segi empat untuk menjalankan permainan itu.
Ada juga permainan yang dinamakan gatrik, gatrik adalah permaian yang menggunakan bambu yang dipotong kecil, kemudian disimpan ditanah dan di pukul dengan bambu yang lain. Busro menambahkan kalau di cirebon ada permainan yang dinamakan jeletotan. Untuk wanita ada juga permainan yang memakai karet yaitu sapintrong dan luncat tinggi. Khairudin mahasiswa asal Malaysia juga memiliki permainan yang dinamakan keong tiang, kalau orang sunda menyebutnya ucing sumput.
Nyanyian-nyanyian tradisional juga kita tidak boleh melupakannya, takutnya nanti bisa punah. Ada beberapa nyanyian tradisional yang biasa kita nyanyikan dalam permainan-permainan tradisional itu diantaranya:

*Perepet jengkol jajahean
Kajepet ---- jejeretean

*Cang kacang panjang anu panjang ucing

*Cingciripit tulang bajing kacepit
  Kacepit ku bulu pare
 Bulu pare memencosna

*Oray orayan luar leor mapay areuy
Tong kasawah parena eukeur beukah

*Cingcangkeling manuk cingkleung cineten
Plos ka kolong bapa satar buleneng

*Cang ucang angge mulung muncang dipapangge
Digogogan anjing gede
Ari gog gog cungungung

Ari : “ jadi intinya kita banyak sekali mendiskusikan kebudayaan-kebudayaan seperti ini. Kita hanya bisa berhenti dalam obrolan-obrolan seperti ini. Kita banyak kehilangan khazanah permainan sunda terdahulu. Jadi kalaupun memang kita  coba mendata, kemudian kita sebarkan kembali dan kita budayakan kembali. Sebaiknya ini dibawa ke perkotaan-perkotaan, karena yang saya lihat, tradisi ini sudah tidak ada lagi”

Busro : “tahun 1994 dan 1995an mungkin sudah hampir hilang dan sekarang tahun 2000an bahkan sudah hilang sama sekali disini”.

Ari : “keponakan saya  yang kecil, yang sekarang kelas dua SD, mainannya sudah main PS. Dan sekarang yang di Bandung anak umur empat tahun sudah ke warnet”
Fu’ah : “kira-kira kenapa sih yang seperti itu bisa hilang, sedangkan mereka kan anak kecil darimana mereka bisa terpengaruh?”

Busro : “serangannya itu lebih banyak daripada pertahanan, seperti media Televisi. Jujur saja ya menurut saya media televisi yang pertama menghancurkan, waktu dulu saya masih kecil sebelum ada TV, main di luar rumah masih sampai jam 9an. Apalagi kalau terang bulan dan malam minggu waktu libur sekolah kita biasanya bikin tenda. Walaupun ada cerita-cerita hantu tapi tetap keluar jam delapan jam Sembilan itu baru masuk rumah. Tapi sekarang gara-gara banyak TV dan hantunya makin banyak dan makin terkenal kita jadi merasa takut. Hantu saja sudah komersil”

Ari : “sekarang hantunya banyak yang seksi dan cantik, kalau dulu kita suka main polisi-polisian, anak kecil
sekarang lebih memilih main setan-setanan dan ingin jadi setannya karena setan sekarang cantik-cantik”
Sebenarnya ini hanya nostalgia dan membuat kami  ingin pulang ke kampung halaman.

Busro : “percuma di rumah juga sudah tidak ada”

Ari : “di daerah saya masih ada sedikit kebiasaan”

Fuah : “adanya paling ngadu gambar, BP-BPan, BP sekarang juga sudah hampir punah karena diganti dengan boneka Barbie”
di Negara tetangga kita Malaysia, yang merupakan saudara kita sesama rumpun melayu mempunyai permainan anak-anak yang hampir sama seperti Indonesia, seperti yang Khairuddin dan Fazil kemukakan.

Khairudin : “ di daerah saya Sabah, juga sama ada permainan injit-injit semut(kalau di daerah sunda kita menyebutnya dengan endog-endogan)”.
Kalau di Indonesia lagu untuk permainan itu

Endog-endogan peupeus hiji pre

Sedangkan di Malaysia lagunya seperti ini

Injit-injit semut siapa sakit naik atas

Busro : “Sekarang mari kita berusaha mengingat-ngingat kembali permainan-permainan sunda dan nyanyian-nyanyiannya.”

Fuah : “permainan ini adalah permainan tangan, lagunya seperti ini

*mi mi mi mi
Mi atas mi bawah
Mi depan mi belakang
Mi ciut ciut ciut

Acep : “permainan ini dilakukan oleh tiga orang, dimana kaki mereka saling bersilang dan saling membelakangi, lagunya seperti ini

* Perepet jengkol jajahean
 Kajepet ---- jejeretean

Ari : “mungkin ini hanya nyanyi-nyanyian saja, lagunya gini :

*punten mangga, ari ga Gatot gaca, ari ca
  Cau ambon, ari bon Bonteng asak, ari sak
  Sakit perut, ari rut rujak asem, ari sem
  Sempal sempil, ari pil pilem rame ari me
  Meja makan, ari kan kantong kosong ari song
  Song song lampu, ari pu puak paok ari wok Wok berewok
*tung keripik due duit segepit
 Due sawah selumpit
 Due duit seketip

Khairudin : “aturan permainannya dengan menggunakan tangan yang ditepuk-tepuk berbalasan dengan teman, lagunya seperti ini : 

*assalamualaikum kum apa kumbet
Bet apa betmen, men apa mentol
Tol apa tolak, lak apa laksa
Sa apa sapi, pi apa pinang
Nang apa nangka, ka apa kayu
Yu apa you…

Ani : “permainan ini biasanya dipakai ketika permainan petak umpet, untuk menentukan orang yang berjaga. Caranya telunjuk orang yang akan bermain disimpan di telapak satu orang teman, sambil menyanyikan lagu, jika ada yang telunjuknya tertangkap, maka dia yang jaga. Dan lagunya seperti ini :

 *cingciripit tolalilobang
  Saha nu kajepit eta tunggu lawang

Iis : “permainan ini hanya  lagu yang kalimat terakhirnya biasanya dipraktekan, seperti jika ada kata “hormat” maka kita memperaktekan hormat, lagunya seperti ini :

*pa camat jualan tomat
Yang beli harus  hormat
Bu siti pake kacamata
Yang lihat jatuh cinta jatuh cinta

Mia : “permaianan ini semacam hompimpah, telapak tangan kiri dibuka teru ada seorang yang nunjuk pake jari. Lagunya gini :

*do Mikado es ka, es kado
Burung beo, cit cit cit satu dua tiga

Fazil : “permainan ini terdiri dari tiga orang, kita duduk sambil menselonjorkan kaki. Jika lagunya berakhir di satu orang, maka satu orang itu harus melipat kakinya, lagunya seperti ini:

*inumbang inumbang
Inumbang ku darado, darado bunga tapai
Bunga tapai mafia, mafia kalimando
Ku ku ---- pala

Dede : *surundeng puyuh ….
“lupa lagi lanjutannya”

Ucup : “mungkin ini hanya guyonan, jadi peraturannya dengan mematahkan jari sampai berbunyi. Kalau berbunyi berarti jodoh, kalau tidak bunyi berarti tidak jodoh. Lagunya gini :

*matematika ada orang jatuh cinta
Namanya Yusuf (nama orangnya bebas) kepada Uci
Setuju atau tidak

Dede :   “permainan ini adalah  permainan siapa paling cepat tangkap dalam menyanyikannya. Lagunya seperti ini: 

*punten mangga, ari ga Gatot gaca, ari ca
Cau ambon, ari bon Bonteng asak, ari sak
Sakit perut, ari rut rujak asem, ari sem
Sempal sempil, ari pil pilem rame ari me
Meja makan, ari kan kantong kosong ari song
Song song lampu, ari pu pulo bali ari li
Lian belut, ari lut lutung hideung ari deung
Deungeun sangu, ari ngu ngurus ucing ari cing
Cingcangkeling manuk cingkleung cineten
Plos ka kolong bapa satar buleneng

Busro : “di Cirebon juga ada, tapi permainannya saya lupa Cuma lagunya masih ingat. Tapi bahasanya juga bahasa Cirebon.

*unce unce aja geger, gegera kene
Gegera pasar gede , mbok miung
Mbok miung diderana wedus bando
dicaca neng bale Ranjang didudut jenggote embe

dan ada satu lagi, ini biasanya untuk mengejek pak haji, gini lagunya :

*dumbreng dumbreng wak haji nyolong dendeng
Dendenge ora enak, wak haji nyolong anak
Anake ora payu, wak haji kayu
Kayune ora garing, wak haji nyolong piring
Piringe ora pecah, wak haji nyolong becak
Becake ora mangkat, wak haji nyolong berkat
Berkat ora mambu, wak haji nyolong jambu
Jambu ora abang, wak haji nyolong sabrang
Sabrang ora pedes, wak haji diuwes uwes

Gelak tawa tak henti mengiringi diskusi malam tadi, kami diajak bernostalgia dengan masa lalu, dan ada juga yang merasakan sakit karena hal itu sudah tidak ada lagi saat ini. Kita mungkin masih mengalami permainan-permainan seperti itu, tapi anak-anak yang lahir pada tahun 2000an mereka sudah tidak mengalami lagi, sebab sudah ada permainan yang lebih modern, seperti PlayStation, Facebook dan sebagainya.
Budaya kita sekarang dalam perkuliahan banyak orang-orang intelek, kita menggali ajaran-ajaran agama lain, sedangkan agama sendiri ditinggalkan dan kurang mengenal. Begitu juga budaya sendiri sekarang, biasanya yang diteliti adalah budaya-budaya besar sedangkan budaya-budaya masa kecil yang merupakan awal dari terbentuknya budaya besar hampir dilupakan. Budaya kecil seperti ini adalah hiasan-hiasan rumah budaya-budaya besar, jika budaya kecil saja sudah tidak ada bagaimana kita bisa merasakan harumnya budaya yang besar. Salah satu cara menjaganya adalah dengan melestarikan lagi, seperti komunitas Hong itu.

RUMAH INSPIRASI

Written By perbandingan agama on Selasa, 06 Desember 2011 | 19:00

penghuni rumah inspirasi
Merupakan hal yang gampang untuk mencari mahasiswa-mahasiswa perbandingan agama. Ada satu rumah yang mereka singgahi untuk menunggu waktu siang, menghilangkan lelah, merenung kala putus cinta, atau mengeluh karena belum mendapatkan mahasiswi yang diincar. Entah apa yang membuat mereka merasa nyaman di tempat itu. Sampai ada yang menyanjung rumah mungil itu di status facebooknya.

sebuah ruangan kecil, sempit, dan kusam.
sampah dan debu beserta puing2 benda tak terpakai menjadi dekorasi yang begitu khas..
meski begitu rumah ini tetap menjadi sebuah surga berkat kekeluargaan yang terjalin dari berbagai etnis..

terimkasih ya Alloh...
atas nikmatmu yang kau berikan kepadaku dan saudara2ku yang sampai saat ini masih bersama...

ada apa sebenarnya dengan rumah mungil itu? kenapa dia menjelma menjadi kata indah pada salah seorang penghuninya?
Dipojok gang sempit daerah sekitar gang Kujang ada sebuah rumah mungil dengan cat hijau. Halaman rumah itu dirampas kamar mandi, yang kadang mengeluarkan bau yang kurang sedap. Rumah itu terdiri dari 3 ruangan, satu ruangan dapur yang disulap menjadi tempat nongkrong, tempat bernyanyi-nyanyi dan menunggu kamar mandi kosong, dan dua buah kamar yang saling berdampingan. Ada satu coretan spidol hitam di salah satu pintu kamar, yaitu Beuqok Room.
Mereka menamakan rumah itu sebagai rumah inspirasi, dilihat dari namanya rumah itu adalah sebuah sumber inspirasi mereka. Entah inspirasi apa yang dihasilkan rumah mungil itu, apakah inspirasi untuk selalu belajar, untuk selalu berdiskusi, untuk selalu tertawa riang, atau yang lainnya. Yang pasti berbagai karakter, berbagai etnis, suku, ras, bahkan dua negara berkumpul disana. Karakter keras kepala, manja (mungkin), dewasa, egois, dan sebagainya. Etnis sunda, jawa, melayu, dan dari dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Rumah isnpirasi  menyatukan semuanya.
Ada satu hal yang pastinya sangat jelas menggambarkan kebersamaan mereka. Selain tidur bersama, mereka juga menggunakan satu piring besar untuk makan. Jika satu orang belum datang, yang lainnya harus bersedia menunggu dan menahan menyantap makanan yang sudah didepan mata. Lauk pauk yang dibeli oleh satu orang bisa dirasakan nikmatnya oleh seluruh penghuni rumah. 

Barangkali inilah yang menyebabkan kata-kata indah terutai dari salah satu penghuni rumah, sederhana namun suatu hal yang indah. Pluralitas tak hanya diberlakukan dilingkungan besar saja, contoh pluralitas sederhana bisa dilihat di rumah inspirasi kita. Semoga kita tetap mempertahankan pluralisme itu kawan.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BEM JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger